Quote
“Tuhan
tidak menganut agama apapun.” ~Mahatma Gandhi
“Tuhan juga
tidak memiliki kewarga-negaraan.” ~Bukan Kata Sinto 2015
Input
Tidak banyak karya cinema Hindustan yang telah saya lihat. Hanya
beberapa, dan itu masih di bawah 10 judul saja, 3 Idiots [Reliance Entertainment, 2009] dan PK [UTV Motion Pictures, 2014], di antaranya. Ya, saya butuh ‘provokasi’
serius untuk menonton sesebuah filem bikinan Bolliwood.
masuk
dalam daftar filem yang ingin saya lihat, karena ini adalah filem Bolli, maaf. Ada
dua hal yang berhasil membujuk saya untuk meluangkan waktu melihat filem ini,
yakni sebuah
artikel cinema dari seorang teman di sebuah grup filem di fesbuk, dan artikel
di en.wikipedia.
Berikut fakta-fakta yang disebut dalam artikel di wikipedia itu, yang telah berhasil
‘memprovokasi’ saya untuk melihat BB:- BB telah menduduki urutan pertama filem yang mengeruk pendapatan 1 Miliar Rupee dan 2 Miliar Rupee dalam waktu yang singkat dalam sejarah perfileman India;
- BB telah mengalahkan jumlah penonton filem-filem Hindi yang selama ini memiliki penonton tertinggi di India dan seluruh dunia: PK, 3 Idiots, dst;
- BB -saat ini- telah menjadi felem dengan pendapatan terbanyak ke 2 sepanjang sejarah perfileman Bolliwood;
- Rating di beberapa situs.
Trailer
Review
Plot
Shahida (Harshaali Malhotra), gadis 10 tahun dari sebuah
desa di pegunungan Kashmir1 di Pakistan, menderita kebisuan sejak
lahir. Suatu ketika keluarganya memutuskan untuk membawa Shahida ke India untuk
mencari solusi masalah itu. Shahida dibawa oleh ibunya (Meher Vij), dengan
menumpang kereta api Lahore Express.
Dalam perjalanan, di tengah malam, kereta api mengalami masalah
mesin dan terpaksa berhenti untuk mengalami perbaikan. Shahida turun dari
kereta, ibunya sedang terlelap. Dan ketika kereta bergerak kembali, Shahida
tertinggal, sendirian, di negara asing.
Shahida berhasil membawa dirinya ke sebuah pasar, esok paginya. Di sana dia berjumpa dengan Bajrangi (Salman Khan). Bajrangi adalah seorang pemuda Hindu yang sangat relijius, dan karenanya terkesan naif. Bajrangi membelikan makanan dan minuman untuk gadis asing ini. Dan, Shahida tidak pernah mau berpisah dengan Bajrangi, sejak saat itu. Bajrangi menamakan gadis itu ‘Munni’.
Bajrangi menetap di New Delhi bersama seorang pria kenalan almarhum ayahnya yang juga adalah calon mertuanya, yang sangat tidak toleran dan selalu memandang muslim dan Pakistan sebagai ‘bukan teman’. Ke sanalah ia membawa Shahida.
Suatu ketika, identitas keagamaan dan kewarganegaraan Shahida terbongkar. Calon ayah mertua Bajrangi kalap dan meminta Bajrangi memulangkan Shahida segera. Berbagai upaya dilakukan Bajrangi termasuk mengunjungi kedutaan besar Pakistan di Delhi, menitipkan Shahida (dengan membayar segala biaya) pada pelaksana tour yang berjanji memulangkan Shahida ke orang tuanya tetapi malah kemudian menjual Shahida ke tempat pelacuran, hal yang kemudian membuat Bajrangi memiliki pandangan lain: Shahida tidak mungkin dilepaskan kepada orang lain.
Dan, di tengah situasi hubungan diplomatik yang makin meruncing dan moratorium visa kepada WN India dari pihak Pakistan, Bajrangi memutuskan untuk mengantarkan sendiri Shahida ke orang tuanya di Pakistan, dengan menempuh ‘jalan belakang’.
Kata
Saya
BB mungkin berhasil menangguk pendapatan tinggi karena
faktor-faktor ini:
Meskipun, pada dasarnya, salah satu hal yang merangsang penolakan saya terhadap filem Hindi adalah nyanyian dan tarian mereka, sepertinya, sejak ‘tarian ala alien’ yang ditarikan oleh Aamir Khan di PK, mereka telah bergerak jauh menampilkan seni tari dan nyanyi dalam cara-cara lain termasuk tema-tema baru.
Tapi, tetap saja, saya belum memasukkan Hindi sebagai genre filem yang saya tunggu-tunggu, kecuali jika nama-nama yang terlibat dalam 3 Idiots dan PK muncul dalam kredit, dan / atau saya terpapar pada ‘provokasi’ yang ‘mendebarkan’ sebagaimana artikel BB di en.wikipedia tadi.
- Diedarkan menyambut Idul Adha, dalam salah satu versi posternya mereka malah menyebutkan hal itu secara vulgar, “Eid 2015”.
- Meramu tema lintas negara, dan dalam kenyataan bahwa dua negara ini memang selalu dalam keadaan menyimpan permusuhan.
- Tema lain yang sensitif di India adalah keagamaan, Hindu dan Islam. Dan ini menjadi tema sentral bersama isu kenegaraan Pakistan-Hindustan.
- Jalan cerita yang tidak ribet, mengalir apa adanya, meski ada beberapa bagian yang terkesan ‘terlalu epik’, tapi secara keseluruhan, filem ini pantas mendapat kehormatan seperti yang telah dinikmatinya, termasuk penghargaan dalam bentuk rating di berbagai situs rating filem.
Tentang musik, ya, musik (filem Hindi tentu tidak lepas dari
tari-tari yang menyertai nyanyi-nyanyi), ada sejumlah lagu yang menyertai filem
ini, dan tema-temanya bervariasi mewakili filemnya secara total: ada lagu-lagu
relijius Hindi dan Islami (dari Hindia maupun Pakistan), ada lagu tentang cinta
kasih, juga tentang makanan dan hobi selfie yang makin membumi bahkan saat
beribadah (hehe).
Saya teringat dalam salah satu episode serial TV Sense82, menampilkan juga tarian dan nyanyian India saat salah seorang tokoh yang berbangsa India sedang menyambut calon suaminya. Sepertinya, sineas Amerika juga mulai tertarik dengan tarian dan nyanyian Bolliwood, dan memandang itu sebagai sebuah ‘potensi’. Hoho.
Saya teringat dalam salah satu episode serial TV Sense82, menampilkan juga tarian dan nyanyian India saat salah seorang tokoh yang berbangsa India sedang menyambut calon suaminya. Sepertinya, sineas Amerika juga mulai tertarik dengan tarian dan nyanyian Bolliwood, dan memandang itu sebagai sebuah ‘potensi’. Hoho.
Ada 7 lagu original
dalam felem ini dan beberapa dari lagu itu kemudian diperdengarkan lagi (asli
maupun versi berbeda), sehingga total ada 11 performa musik (tidak semua
disertai tari-tarian).
Meskipun, pada dasarnya, salah satu hal yang merangsang penolakan saya terhadap filem Hindi adalah nyanyian dan tarian mereka, sepertinya, sejak ‘tarian ala alien’ yang ditarikan oleh Aamir Khan di PK, mereka telah bergerak jauh menampilkan seni tari dan nyanyi dalam cara-cara lain termasuk tema-tema baru.
Tapi, tetap saja, saya belum memasukkan Hindi sebagai genre filem yang saya tunggu-tunggu, kecuali jika nama-nama yang terlibat dalam 3 Idiots dan PK muncul dalam kredit, dan / atau saya terpapar pada ‘provokasi’ yang ‘mendebarkan’ sebagaimana artikel BB di en.wikipedia tadi.
Rekomendasi
Bagi mereka yang sedang mencari ‘teman diskusi’ dalam
masalah-masalah terkait equalisme dan karsa kemanusiaan, dan disajikan dalam
bahasa ‘ringan’, HARUS meluangkan
waktu melihat ini. Dan, jangan harap mendapatkan wejangan-wejangan super ala
PK, sebab BB memang berjalan datar apa adanya tanpa berusaha membuat kening
berkerut, dan itulah -menurut saya- kekuatannya.
Fitur
- Cast: Salman Khan | Kareena Kapoor | Harshaali Malhotra | Nawazuddin Siddiqui | Meher Vij | Mir Sarwer | Najeem Khan | Om Puri | Sharat Saxena | Alka Kaushal | Adnan Sami | Rajesh Sharma
- Sutradara: Kabir Khan
- Rating Rabu (14/10, 2235WIB): IMDb 8.2/10 | RT 86%
- Perusahaan Produksi: Salman Khan Films | Kabir Khan Films
- Distributor: Eros International
- Runtime: 2j39m
- Bujet: USD14juta
- Box Office: USD95juta
Glosari
- 1Sebagian kecil dari Kashmir berada dalam kekuasaan Pakistan, dan sisanya di bawah kekuasaan India. Kashmir adalah wilayah ‘muslim’, dan selalu menjadi salah satu punca ketegangan antara Pakistan dan India.
- 2Sense8 adalah serial televisi dari saluran Netflix Serial ini dibuat oleh The Wachowskis, tayang pertama kali pada 5 Juni 2015 (season 1 total 12 episode, ditayangkan back to back / semua episode secara berkesinambungan pada hari yang sama).
Saran
Bacaan
- en.wikipedia 3Idiots
- en.wikipediaPK
- muvila- 5 film bolliwood yang digemari penonton dunia
- en.wikipediaBajrangi Bhaijaan
- en.wikipediaSense8
----
Terimakasih telah mengunjungi.[]