Quote
“Nilai-nilai
kemanusiaan melewati sekat-sekat geografi, agama, ras, negara.” ~M. Jusuf Kalla (sekarang Wakil Presiden
Indonesia) saat acara penyerahan rumah bantuan dari perusahaan perminyakan
Perancis, Total, kepada masyarakat korban gempa dan Tsunami 2004 di sebuah desa
di Banda Aceh pada tahun 2005.
Input
Poster filem ini, menjadi hal pertama yang saya merasa harus
menghargainya. Dan karenanya lah saya meluangkan waktu meliat filem ini. Saya
memang bukan penggemar filem Bolliwood yang ‘biasa’, dan saya pikir, Bangistan
menjanjikan sesuatu yang BEDA.
Review Plot
Bangistan adalah sebuah negara di mana terdapat dua agama
dominan, Hindu dan Islam. Kata BANG pada nama negara itu, tentu saja mengacu
kepada ekspresi ledakan dalam bahasa Inggris. Ya, begitulah, Bangistan adalah
negara yang memendam potensi ledakan (sebagai bentuk kekerasan) dari
kelompok-kelompok yang beragama secara eksklufif dan radikal, sementara
pemimpin-pemimpin agama yang inklusif terus berusaha mewujudkan perdamaian di
dalam masyarakat.
Hafeez Bin Ali, memantapkan diri menjadi pembom bunuh diri |
Hafeez bin Ali (Ritesh
Deshmukh) adalah seorang pemuda beragama Islam. Praveen Chaturvedi (Pulkit Samrat) adalah seorang pemuda Hindu.
Keduanya penganut agama yang taat, dan naif, atau culun.
Praveen Chaturvedi merasa telah menemukan jalan hidupnya. |
Filem ini tentu saja bisa ditebak garis besar ceritanya hanya
dengan informasi dari dua paragraph di atas: bercerita tentang dua orang pemuda
yang direkrut kelompok agama radikal dan berencana untuk melakukan
kekerasan-kekerasan atas nama agama.
Yang diperlukan dari remaja-remaja polos seperti Hafeez dan
Praveen untuk berubah menjadi radikal adalah promosi-promosi agama dari
kelompok-kelompok radikal yang selalu menyebarkan kebencian kepada kelompok
lain.
Baba, pemimpin kelompok radikal Islam. |
Momok dari radikalisme Hidu |
Ya. Hafeez kemudian direkrut dan dilatih oleh kelompok militan
Islam. Sementara Praveen dilatih oleh kelompok politik Hindu ultrafanatik.
Mereka, sayangnya, harus melayani kehendak orang lain, demi tujuan politik
orang lain, dengan memasang ransel berisi C4 dan meledakkan dirinya di sebuah
konferensi perdamaian antar agama-agama sedunia yang akan diadakan di Polandia.
Hafeez diwajibkan mempelajari Hindu dan merubah nama serta
penampilannya menjadi semirip mungkin dengan pemeluk Hindu yang fanatik. Demikian
juga Praveen, harus mengganti identitasnya. Tujuannya adalah agar ketika mereka
meledakkan diri, maka kredit buruk akan jatuh kepada kelompok lain.
Hafeez dan Praveen lalu pergi ke Polandia dengan satu misi khusus:
menyebarkan teror atas nama kelompok lain. Pertemuan pertama mereka terjadi
saat boarding di bandara, di mana mereka terlibat dalam situasi aneh dengan
petugas bandara yang melakukan pelayanan ‘khusus’ kepada Praveen yang membawa
identitas muslim sebagai Allah Rakha Khan.
Praveed yang menyamar dengan identitas muslim, diperlakukan khusus saat boarding pass. Hal ini membuat Hafeez jengkel. Suasana jadi aneh. |
Dan, mereka ternyata memiliki reservasi di penginapan yang sama,
hanya beda lantai, dan lantai yang memisahkan mereka, telah bolong karena sesuatu
hal yang tidak dijelaskan. Dan, pemilik hotel ini, ternyata seorang Kristian
yang (terlihat) taat (dari dinding kamar hotelnya) tapi tidak lugu.
Di Polandia, ternyata terdapat juga kelompok masyarakat muslim
dan hindu yang terus mencoba menghidupkan tradisi mereka, dan Praveen serta
Hafeez dituntut untuk mempersembahkan akting terbaik mereka di dalam komunitas.
Hafeez sedang membaca brosur dari seorang penyelia senjata dan bahan pededak gelap. |
Ini filem bergenre komedi satire yang berakhir bahagia. Tidak perlu
dihadapi serius, tetapi harus ditanggapi seserius mungkin. Filem ini menggugat
kembali asal muasal kebencian antar kelompok agama, serta melakukan profiling orang-orang yang menangguk
untung dari perang yang sengaja dikobarkan, dan mereka yang melupakan
keluarganya dan mengorbankan diri untuk melayani kepentingan orang lain atas alasan
yang mereka sendiri tidak tahu pasti.
Kata Saya
Filem ini lumayan menghibur dengan rasa humor yang menarik,
menawarkan jalan cerita yang ringan dengan pesan-pesan berat yang juga
disampaikan seringan mungkin. Ini menambah jajaran filem India yang
mempromosikan kedamaian lintas sektor dan juga inklusifitas dan ide
multikultural, di mana sebelumnya kita mengenal PK [2014], My Name Is Khan
[2010], juga Bajrangi Bhaijaan [2015],
dll.
Rekomendasi
Mau jenis tawa yang bersifat ‘durasi 5 detik lalu berpikir 5
menit’? Filem ini layak diberi kesempatan.
Fitur
Genre: Komedi,
Satire
Cast: Riteish
Deshmukh, Pulkit Samrat, Jacqueline Fernandez, Arya Babbar, Tomasz Karolak, Chandan
Roy Sanyal.
Sutradara: Karan
Anshuman
Rating: IMDb 4.1/10
| RT 20%
Perusahaan
Produksi: Excel Entertainment
Distributor: -
Runtime: 2j15m
Bujet: USD3,9juta
Box Office: USD820ribu
Glosari
NA.
Saran Bacaan
----
Terimakasih telah mengunjungi.[]