Tuesday, November 10, 2015

Bagistan [m-2015] - Kegelisahan Teroris Muda




 

Quote
 “Nilai-nilai kemanusiaan melewati sekat-sekat geografi, agama, ras, negara.” ~M. Jusuf Kalla (sekarang Wakil Presiden Indonesia) saat acara penyerahan rumah bantuan dari perusahaan perminyakan Perancis, Total, kepada masyarakat korban gempa dan Tsunami 2004 di sebuah desa di Banda Aceh pada tahun 2005.

Input
Poster filem ini, menjadi hal pertama yang saya merasa harus menghargainya. Dan karenanya lah saya meluangkan waktu meliat filem ini. Saya memang bukan penggemar filem Bolliwood yang ‘biasa’, dan saya pikir, Bangistan menjanjikan sesuatu yang BEDA. 










Trailer



Review Plot
Bangistan adalah sebuah negara di mana terdapat dua agama dominan, Hindu dan Islam. Kata BANG pada nama negara itu, tentu saja mengacu kepada ekspresi ledakan dalam bahasa Inggris. Ya, begitulah, Bangistan adalah negara yang memendam potensi ledakan (sebagai bentuk kekerasan) dari kelompok-kelompok yang beragama secara eksklufif dan radikal, sementara pemimpin-pemimpin agama yang inklusif terus berusaha mewujudkan perdamaian di dalam masyarakat. 

Hafeez Bin Ali, memantapkan diri menjadi pembom bunuh diri
Hafeez bin Ali (Ritesh Deshmukh) adalah seorang pemuda beragama Islam. Praveen Chaturvedi (Pulkit Samrat) adalah seorang pemuda Hindu. Keduanya penganut agama yang taat, dan naif, atau culun. 

Praveen Chaturvedi merasa telah menemukan jalan hidupnya.

Filem ini tentu saja bisa ditebak garis besar ceritanya hanya dengan informasi dari dua paragraph di atas: bercerita tentang dua orang pemuda yang direkrut kelompok agama radikal dan berencana untuk melakukan kekerasan-kekerasan atas nama agama.
Yang diperlukan dari remaja-remaja polos seperti Hafeez dan Praveen untuk berubah menjadi radikal adalah promosi-promosi agama dari kelompok-kelompok radikal yang selalu menyebarkan kebencian kepada kelompok lain. 

Baba, pemimpin kelompok radikal Islam.


Momok dari radikalisme Hidu

Ya. Hafeez kemudian direkrut dan dilatih oleh kelompok militan Islam. Sementara Praveen dilatih oleh kelompok politik Hindu ultrafanatik. Mereka, sayangnya, harus melayani kehendak orang lain, demi tujuan politik orang lain, dengan memasang ransel berisi C4 dan meledakkan dirinya di sebuah konferensi perdamaian antar agama-agama sedunia yang akan diadakan di Polandia.
Hafeez diwajibkan mempelajari Hindu dan merubah nama serta penampilannya menjadi semirip mungkin dengan pemeluk Hindu yang fanatik. Demikian juga Praveen, harus mengganti identitasnya. Tujuannya adalah agar ketika mereka meledakkan diri, maka kredit buruk akan jatuh kepada kelompok lain.
Hafeez dan Praveen lalu pergi ke Polandia dengan satu misi khusus: menyebarkan teror atas nama kelompok lain. Pertemuan pertama mereka terjadi saat boarding di bandara, di mana mereka terlibat dalam situasi aneh dengan petugas bandara yang melakukan pelayanan ‘khusus’ kepada Praveen yang membawa identitas muslim sebagai Allah Rakha Khan. 

Praveed yang menyamar dengan identitas muslim, diperlakukan khusus saat boarding pass.
Hal ini membuat Hafeez jengkel. Suasana jadi aneh.

Dan, mereka ternyata memiliki reservasi di penginapan yang sama, hanya beda lantai, dan lantai yang memisahkan mereka, telah bolong karena sesuatu hal yang tidak dijelaskan. Dan, pemilik hotel ini, ternyata seorang Kristian yang (terlihat) taat (dari dinding kamar hotelnya) tapi tidak lugu.


Di Polandia, ternyata terdapat juga kelompok masyarakat muslim dan hindu yang terus mencoba menghidupkan tradisi mereka, dan Praveen serta Hafeez dituntut untuk mempersembahkan akting terbaik mereka di dalam komunitas.


Hafeez sedang membaca brosur dari seorang penyelia senjata dan bahan pededak gelap.

Ini filem bergenre komedi satire yang berakhir bahagia. Tidak perlu dihadapi serius, tetapi harus ditanggapi seserius mungkin. Filem ini menggugat kembali asal muasal kebencian antar kelompok agama, serta melakukan profiling orang-orang yang menangguk untung dari perang yang sengaja dikobarkan, dan mereka yang melupakan keluarganya dan mengorbankan diri untuk melayani kepentingan orang lain atas alasan yang mereka sendiri tidak tahu pasti.

Kata Saya
Filem ini lumayan menghibur dengan rasa humor yang menarik, menawarkan jalan cerita yang ringan dengan pesan-pesan berat yang juga disampaikan seringan mungkin. Ini menambah jajaran filem India yang mempromosikan kedamaian lintas sektor dan juga inklusifitas dan ide multikultural, di mana sebelumnya kita mengenal PK [2014], My Name Is Khan [2010], juga Bajrangi Bhaijaan [2015], dll.


Rekomendasi
Mau jenis tawa yang bersifat ‘durasi 5 detik lalu berpikir 5 menit’? Filem ini layak diberi kesempatan.

Fitur
Genre: Komedi, Satire
Cast: Riteish Deshmukh, Pulkit Samrat, Jacqueline Fernandez, Arya Babbar, Tomasz Karolak, Chandan Roy Sanyal.
Sutradara: Karan Anshuman
Rating: IMDb 4.1/10 | RT 20%
Perusahaan Produksi: Excel Entertainment
Distributor: -
Runtime: 2j15m
Bujet: USD3,9juta
Box Office: USD820ribu

Glosari
NA.

Saran Bacaan


----
Terimakasih telah mengunjungi.[]
komen fb
0 komen g
Facebook Comments by Blogger Widgets

0 comments:

Post a Comment