a. Prelude
Film yang
rilis Desember 2014 dan dibintangi oleh Nicolas Cage ini memiliki judul sama
dengan novel fiksi pertama karya penulis Amerika George R. R. Martin yang diedarkan
pertama kali pada 1977. Tapi, filem ini tidak ada hubungannya sama sekali
dengan buku tersebut.
Filem ini
tipikal filem thriller politik Amerika. Kalau jaman perang dingin, orang
jahatnya adalah agen-agen rahasia Uni Sovyet, maka jaman sekarang orang-orang
jahatnya adalah orang-orang muslim, terutama orang-orang muslim dari Timur
Tengah dan Afrika, filem ini termasuk filem yang mengadopsi kecenderungan itu.
Pada akhir
filem ini saya merasa bahwa Nicolas Cage telah menempatkan dirinya seperti Samuel
L. Jackson sebagai orang yang terkesan anti-Islam atau mengidap Islamofobia (terlepas walaupun itu hanya peran
yang dilakonkannya, tapi filem adalah pesan, seperti kata seorang kritikus, Christian Metz). Jackson
mempertontonkan sikap anti Islamnya itu dengan vulgar setidaknya dalam dua
filem: Unthinkable [Sony Pictures Home Entertainment | 2010] dan Robocop [Columbia Pictures | Metro-Goldwyn-Mayer | 2014].
Dalam satu
babak ketika Lane bertemu musuh lamanya yang Muslim itu, Banir, mereka
berbicara tentang kebencian Banir terhadap Amerika dan budayanya, dan
seolah-olah itu adalah sikap yang harus diemban oleh semua Muslim. Banir malah
menyinggung tentang adanya hubungan antara kejahiliahan Amerika dengan pendirian
Muslim Brotherhood (Ikhwanul Muslimin)[1].
“Dia (Sayid Qutb[2])
bilang, Greeley itu seperti surga di dunia,” kata Lane.
“Apa yang
dilihat beliau adalah Jahiliyyah: dekadensi, hubungan bebas tanpa ikatan
pernikahan, musik pop. Qutb menolak campur baur yang bebas antara pria dan
wanita, maka ia pergi. Dia lalu pulang ke Mesir, dan Persaudaraan (Ikhwanul
Muslimin) pun telah lahir.”
Saya
sendiri merasa aneh bagaimana mereka HARUS berbicara tentang Sayid Qutb dan Ikhwanul Muslimin. Bukan
hanya pada fakta bahwa yang mendirikan Ikhwan bukanlah Sayid Qutb tapi Syaikh
Hassan Al Banna[3], sehingga terkesan seperti sesuatu yang
dipaksakan untuk masuk ke dalam dialog dengan pesan-pesan terenkripsi yang
terdekripsi dengan sendirinya, mencoba memberi semacam stereotip terhadap Islam: para penganutnya membenci Amerika.
Mungkin mereka memang HARUS membicarakan Ikhwanul Muslimin, namun
membentur tembok logika ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa Syaikh Hassan
Al-Banna tidak pernah tercatat mengunjungi Amerika, kebetulan: Sayid Qutb
adalah anggota utama Ikhwan pada tahun 50an dan 60an, dan beliau pernah belajar di Amerika.
b. Trailer
c. Plot
Evan Lake
telah lama mengabdi kepada negaranya. Dan sekarang mereka ingin merumahkannya. Lake
merasa ketidak-adilan. Dia bahkan ingin ditempatkan lagi di lapangan. “Aku
lebih berguna di lapangan dari pada di belakang meja.” Lake tidak peduli pada
umurnya, terlebih pada penyakit yang mulai menyerang otaknya.
Semangatnya
menggelegak ketika ia mendapat informasi bahwa musuh lamanya berkemungkinan besar
masih hidup dan –sama sepeerti dirinya- sedang berperang melawan penyakitnya.
Kalau Lake bermasalah pada otaknya, maka rival lamanya ini, Muhammad Banir,
memiliki masalah pada darahnya.
Lake telah
lama membantah laporan resmi CIA bahwa Banir telah mati, “Kita menemukan
mayatnya,” kata Direktur CIA kepadanya.
“Ya. Tapi
tanpa kepala. Aku tak pernah melihat kepala mayat itu.”
Lake, yang
telah dipecat dari CIA, sendirian (dia tidak pernah menikah), menindak-lanjuti
temuan terbaru keberadaan Banir bersama rekan mudanya di Agensi, Milt. Sampai
kemudian Lake menyamar menjadi dokter dan berkunjung menemui Banir. Ia telah
berencana untuk membunuh Banir, tapi ketika ia mendapatkan kesempatan itu, ia
merasa membunuh Banir bukanlah hal yang mendesak lagi untuk dilakukan. Tapi
sesuatu kemudian merubah pendapatnya itu dan memaksa dia kembai ke kediaman
Banir.
d. Pelakon
- Nicolas Cage sebgai Evan Lake, mantan Marinir AS dan agen CIA.
- Anton Yelchin sebagai Milton Schultz (Milt), teman kepada Lake, agen muda CIA.
- Irène Jacob memerankan Michelle Zuberain, teman lama Lake, kontaknya di Bukares, Rumania.
- Alexander Karim memerankan Muhammad Banir, musuh lama Lake yang telah 22 tahun dikabarkan mati.
e. Sambutan
Filem ini baru rilis pada awal Desember lalu, tidak
ada banyak hal yang bisa diharapkan jadi gambaran pencapaiannnya. Namun, untuk
sementara, beginilah gambarannya saat akses pada Senin 08/12 pukul 17++WIB:
Di IMDb, mendapat rating rata-rata 4.6 dari 553 user
yang telah meninggalkan pendapat terhadap filem ini. Dengan metascore sebesar
31 dari 100.
Di Rotten Tomatoes, Tomatometer hanya
mampu berada pada nilai 6% dengn 32% audiens saja yang mengaku menyukainya.
Di situs themoviedb, filem ini
mendapat nilai 6.5/10 dari 7 vote yang telah dibuat sejauh ini.
f. Catatan
[1] Wikipedia Inggris menulis:
“The Society of the Muslim Brothers (Arabic: جماعة الإخوان المسلمين), shortened to the Muslim Brotherhood (الإخوان المسلمون al-Ikhwān al-Muslimūn), is a transnational Islamist organization which was founded in Egypt in 1928 by the Islamic scholar and schoolteacher Hassan al-Banna. The motto of the Brotherhood was traditionally "Believers are but Brothers". That was expanded into a five-part slogan: "God is our objective; the Qur'an is the Constitution; the Prophet is our leader; jihad is our way; death for the sake of God is our wish.” It began as a Pan-Islamic, religious, and social movement. The Muslim Brotherhood had an estimated two million members by the end of World War II.”
Masyarakat
Persaudaraan Muslim atau disingkat Persaudaraan Muslim adalah organisasi
Islamis transnasional yang didirikan di Mesir pada tahun 1928 oleh sarjana
beragama Islam yang juga seorang guru, Hasan Al-Banna. Slogan dari persaudaraan
ini adalah “Semua Muslim bersaudara”, yang kemudian dijabarkan ke dalam lima
bagian slogan: 1) Allah adalah tujuan kita, 2) Al-Qur-an adalah Konstitusi
kita, 3) Rasululullah SAW adalah Pemimpin kita, 4) Jihad adalah Jalan kita, dan
5) Mati di jalan Allah adalah Cita-cita kita. Pergerakan ini memulai
kegiatannya dengan ciri-ciri pergerakan Pan-Islamic[4],
relijius, dan sosial. Pada akhir Perang Dunia ke 2, Ikhwan memiliki anggota
mencapai 2 juta orang di seluruh dunia.
Saat
ini Ikhwan dipimppin oleh Mohammed Badie
(dalam tahanan) dan bertindak selaku Pelaksana Tugas Mahmout Ezzat.
Para
pemimpin besar Ikhwanul Muslimin:
- Pendiri dan Pemimpin Umum pertama: (1928–1949) Hassan al Banna
- PU ke 2 : (1949–1972) Hassan al-Hudaybi
- PU ke 3: (1972–1986) Umar al-Tilmisani
- PU ke 4: (1986–1996) Muhammad Hamid Abu al-Nasr
- PU ke 5: (1996–2002) Mustafa Mashhur
- PU ke 6: (2002–2004) Ma'mun al-Hudaybi
- PU ke 7: (2004–2010) Mohammed Mahdi Akef
- PU ke 8: (sejak 16 Januari 2010) Mohammed Badie
[2] Sayid Qutb lahir pada 9 Oktober 1906 di Mūshā, Propinsi
Asyut, Mesir. Meninggal pada usia 60 tahun pada 29 Agustus 1966. Beliau adalah
seorang penulis, pendidik, teoris Islam, penyair, berkebangsaan Mesir, dan anggota
utama Ikhwanul Muslimin pada tahun-tahun 50an dan 60an. Pada tahun 1966 beliau
dituduh terlibat rencana pembunuhan terhadap Presiden Gamal Abdel Nasser dan
kemudian dieksekusi gantung.
Selama hidupnya
beliau telah menulis 24 buku, termasuk novel, kritik seni literatur, dan juga
tulisan terkait pendidikan. Beliau terkenal di dunia Islam pada pemahamannya
terhadap peran sosial dan politik Islam, terutama sekali dalam bukunya Social
Justice dan Ma'alim fi al-Tariq (Milestones).
Karya agungnya, Fi Zilalil Qur-an (Dalam Bayang-bayang AlQur-an) adalah seri
buku terdiri dari 30 bagian yang merupakan pendapat beliau tentang isi
kandungan Qur-an. Hampir sebagian besar hidupnya, beliau bergaul dengan
politisi-politisi berpengaruh, para ilmuan, penyair, penulis, baik yang
seumuran dengannya maupun yang lebih tua. Pada pertengahan 1940an, sebagian
besar tulisannya mengambil tema kurikulum sekolah dan perguruan tinggi.
[3] Syaikh Hassan al-Banna atau lengkapnya Syaikh Hassan Ahmad Abdul Rahman
Muhammad al-Banna lahir di Mahmoudiyah, Beheira, Mesir pada 14 Oktober 1906. Beliau
meninggal di Kairo, Mesir pada 12 Februari 1949 pada usia 42 tahun. Ayah beliau,
Syaikh Ahmad Abdurrahman al-Banna as-Sa'ati dikenal sebagai seorang Imam
bermazhab Hambali, seorang muazzin, dan pengajar di mesjid. Keluarga ini menganut
nilai-nilai Islam dengan taat.
Antara
1948 dan 1949, sesaat setelah Ikhwan mengirimkan relawan untuk berperang
melawan Zionist dalam perang Arab-Israel pada 1948, konflik antara monarki dan
rakyat semakin meningkat di Mesir dan mencapai klimaksnya. Isyu uncul bahwa
Ikhwan berencana menggulingkan pemerintahan, Perdana Menteri saat itu, Mahmud
an-Nukrashi Pasha (Perdana Mentri ke dua dalam sejarah Kerajaan Mesir modern),
membekukan Ikhwan pada Desember 1948. Aset Ikhwan disita, dan banyak anggotanya
dipenjara. Pasha kemudian dibunuh oleh seorang pelajar pendukung Ikhwan pada 28
December 1948. Al-Banna kemudian mengeluarkan pernyataan terkait ini bahwa
teror bukanlah cara yang bisa diterima dalam Islam.
Pada 12
Februari 1949, di Kairo, Syaikh Hassan Al-Banna saat itu sedang berada di
Markas Besar Jamiyyah al-Shubban al-Muslimeen bersama saudara iparnya, Abdul
Karim Mansur, untuk bernegosiasi dengan Menteri Zaki Ali Basha yang mewakili pihak
Pemerintah. Menteri Zaki Ali Basha tidak pernah sampai di sana. Pada jam 5
petang, Syaikh Hassan Al-Banna dan saudara ipar beliau memutuskan untuk meninggalkan
tempat pertemuan. Saat menunggu taksi, mereka ditembak oleh dua orang. Syaikh
Hassan meninggal karena luka-lukanya. Beliau kemudian dikenang dengan sebutan
Asy-Shahid Imam Hassan Al-Banna.
[4] Pan-Islamic (الوحدة الإسلامية) adalah istilah untuk menyebut pergerakan-pergerakan
politik yang berupaya menubuhkan penyatuan Muslim di bawah sebuah negara Islam –
biasanya identik dengan kekhalifahan – atau bisa juga bermakna organisasi
internasional serupa Uni Eropah dengan prinsip-prinsip Islam. Sebagai bentuk
nasionalisme relijius, Pan-Islamisme membuat cirinya berbeda dengan ideologi Pan-Nationalistic (misalnya Pan-Arabisme) dengan meniadakan
elemen-elemen budaya dan etnik sebagai faktor utama penyatuannya.
g. Referensi
h. Klosyur